PNBP DARI MASA KE MASA



Alunan musik cadas terdengar dari ruang TU yang diselimuti asap tembakau. Beberapa lelaki pertampang gahar dan berkumis tebal tak henti-hentinya menikmati nikotin sambil memainkan solitaire. Seorang pegawai baru duduk diam dibibir meja, mendengarkan nasehat dari beberapa pegawai senior. “Kamu mainnya  udah bagus, tapi jangan kayak pemain salon” ujar salah satu pegawai senior. “Setuju, beri aja dulu biar kapok. Kamu hajar gelandangnya, striker biar aku yang beri”, sahut Ka Tu PNBP. “Mas, tapi jangan sampai kena kartu ya, sayang kalau nggak boleh  main. Hajar aja pas wasitnya agak jauh”, kata salah satu pegawai yang setia menjadi pendukung. “Ntar kalau ribut, kita yang maju”, lanjutnya.

Si pegawai baru, terlihat  diam membisu, entah apa yang ada dipikirannya. 



Saat itu kesebelasan Minyak (sebutan kesebelasan Dit. Minyak dan Bukan Pajak ) dengan kostum kebesaran berwarna biru terkenal sebagai kesebelasan yang keras. Sebelum masuk lapangan lawan akan bergetar melihat profil pemain kesebelasan Minyak. Edy Yudriono, Gunawan  dan Wardiono dengan kumis tebalnya, Sularso (Alm.) dengan gaya militernya, John David, Tuan Adi, Affan dengan gaya gahar Sumatera-nya, Kasnadi dengan senyum yang siap melumat lawan menjadi momok yang menakutkan Tim lawan, bahkan sebelum turun ke lapangan. Ibarat bermain musik, saya merasa bergabung dengan sebuah grup musik cadas yang siap mencabik-cabik lawan dan sebuah tim yang solid yang tidak pernah memikirkan narsum maupun konsinyering

Saat ini, saya si pegawai baru (saat itu) masih tergabung dengan Tim Futsal Dit. PNBP, Tim yang telah kehilangan warna biru kebesaranya entah karena kesalahan siapa. Tak ada lagi wajah gahar, tak ada lagi gaya militer dan tak ada lagi kumis tebal. Wajah-wajah itu telah berganti dengan wajah halus bak Boyband. Tim PNBP telah menjadi Tim Kumpulan Bintang, sebuah Tim yang siap menari-nari di atas lapangan. 

Manajemen Tim PNBP sudah berganti dan perbaikan sudah dilakukan. Video pemain kelas dunia dari youtube (yang pasti tidak bisa kami tiru) selalu dipertontonkan Sang Manajer. Nilai sportifitas selalu ditanamkan,  pendekatan ilmiah telah dipakai, fisiterapis telah didatangkan dan latihan rutin telah dilakukan. 

Namun, soal prestasi saya merasa kecewa. 10 Tahun lalu kita gagal pada Final DJLK Cup. Tahun ini,............ kita  bahkan gagal ke Final. Sebuah kegagalan yang tidak perlu kita cari kambing hitamnya. Sebuah kegagalan yang harus menjadi Cambuk untuk perbaikan. Gaya music cadas maupun gaya boyband yang akan dipakai Manajer tidak perlu kita perdebatkan dan harus kita dukung. 

MAJU TERUS PNBP ……………………….SALAM ……………

(AUS)

1 komentar:

  1. salam buat saudara AUS..tulisannya keren..
    Fans berat tulisannya Sdr. AUS sayaa..hehe

    BalasHapus