GENERASI POTWAS

 


Sudah sejak lama Kepulauan Maluku menjadi salah satu penyumbang pesepakbola berbakat. Dari generasi ke generasi, talenta-talenta baru senantiasa bermunculan seakan tiada habisnya. Di level dunia, nama-nama seperti Giovanni van Bronckhorst, Nigel de Jong, Mark van Bommel dan Jhony Heitinga, tentu tidak asing bagi kita. 

 

Di tingkat nasional, Mustafa Umarela, Khairil Ohorella, Ramdani Lestaluhu, Hasyim Kippuw, Hendra Bayauw, Abdul Rahman Lestaluhu, Sedek Sanaky, dan Alfin Ismael Tuasalamony, merupakan nama-nama yang rajin menghiasi Tim Nasional. 

 

Sebuah kebanggaan, Dit. PNBP mempunyai talenta dari Maluku yang tak kalah hebat. Perpaduan daya jelajah tinggi Rizki Pellu, tendangan keras Khairil Ohorella, visi permainan Mark van Bommel, permainan keras Nigel de Jong dan wajah Steven Chow hadir dalam diri Nyong Ambon satu ini :“UPUKO USAMAH SAID TEHUWAYO”. 

 

Kehadiran penggemar Barcelona dan pengidola C. Ronaldo (aneh yo ben, katanya) di lapangan akan membawa rasa nyaman bagi rekan setim maupun penonton dan ancaman serius bagi lawan. Bagaikan peran Messi di Barcelona, kehadiran Upuko di lapangan meski dalam keadaan cidera parah akan mengganggu ritme permainan lawan dan menambah gairah penonton hawa. Salah satu fans pria bahkan mengumpamakan menonton Tim Futsal PNBP tanpa Upuko, ibarat menonton Suju tanpa Kyuhyun. Sebuah perumpamaan yang tidak mengada-ada. 

 

Diluar kemampuan hebat yang dimiliki, tentu setiap pemain mempunyai kelemahan. Menjiwai pekerjaan sehari-hari, pemain ini mempunyai kelemahan yang sama persis dengan temuan BPK yang terkait dengan tupoksi-nya: “Pemerintah belum menetapkan kebijakan dan kriteria yang jelas untuk memastikan ketepatan sasaran realisasi belanja subsidi energi tahun 2012”.

 

Ketepatan sasaran.. Turnamen Futsal antar Eselon II DJA Tahun 2013 tentu tidak mudah untuk dilupakan. Ketepatan sasaran dalam mengeksekusi tendangan penalti menjadi kado pahit bagi pemain ini dan Tim PNBP tentunya. 4 kali (empat kali man...empattttt...) melakukan eksekusi penalti dengan tingkat akurasi 0% (meskipun sejajar dengan tingkat kegagalan pemain Argentina Martin Palermo saat melawan Kolombia) tentu menjadi beban berat yang harus selalu dipikul sepanjang hidup. Apalagi kegagalan di turnamen ini juga menyebabkan pemecatan Manajer Futsal PNBP

 

Terus semangat Upuko, pemain besar adalah pemain yang mau memperbaiki kelemahannya. 

SAYAP TERBAIK.......



Bak petir disiang bolong, pengumuman pemain terbaik memang selalu mengagetkan, sebagaimana Diego Armando Maradona ketika mengumumkan pensiun, telah mengejutkan Argentina dan seluruh penikmat sepakbola dunia. Hal tersebut juga dirasakan PNBP, ketika sayap terbaiknya mengundurkan diri dari seluruh kompetisi resmi yang akan diikuti PNBP.
Pria yang terlahir di ujung timur Jawa ini telah mengumumkan pensiun. Pengumuman yang dirasa sangat mendadak, di saat tim membutuhkannya untuk mengikuti kompetisi. Beliau mundur secara tiba-tiba, satu atau dua minggu menjelang kick off kompetisi dimulai.
Saya termasuk khawatir, siapa yang akan menggantikannya di posisi sayap kanan. Sebagai pemain sayap kanan, beliau selalu memanjakan para penyerang dengan umpan-umpan akuratnya (karena memang umpannya sering membingungkan pemain lawan). Beliau memang pemain sayap kanan terbaik PNBP. Semasa menjadi pemain, hampir seluruh posisinya berada di tempat yang sama dengan “David Beckham”.
Sebagai pemain sayap beliau sangat setia dengan posisinya, meskipun sedang diserang lawan, beliau tidak akan meninggalkan posisi tersebut, apapun yang terjadi daerah pertahanan. Betul-betul pemain yang bertanggung jawab dengan posisi dan selalu percaya rekan.Dalam bermain seringkali beliau berhadapan dengan pemain belakang lawan. Bila berhadapan satu lawan satu, beliau akan dengan mudah melewati pemain belakang tersebut meskipun terkadang beliau melewati dengan bola yang masih tertinggal (yang penting lawan tetap dilewati).
Pria kalem ini memiliki keistimewaan dalam bermain, kesabarannya harus menjadi contoh para pemain terutama pemain muda (termasuk bagi saya). Beliau termasuk pemain yang mudah tersenyum, bahkan setiap kali menendang bola meskipun bola tersebut melenceng dari arahnya.
Kembali ke soal pensiun. Pengumuman pensiun beliau menjadi pertanyaan besar dari para pemin, apa yang menjadi penyebab beliau begitu terburu-buru mengumumkannya, bahkan pengumuman tersebut disampaikan kepada tim hanya melalui email. Apa yang telah terjadi ??? Tidak tahu … , kita semua tidak tahu apa yang terjadi….
Banyak sekali isu yang muncul dengan pengumuman pensiun ini, ada isu yang berhembus bahwa mungkin … beliau pensiun karena ingin lebih berkonsentrasi dalam mengikuti RDK, sehingga takut menguras banyak waktu (maklum beliau memang termasuk peserta RDK terbaik saat ini, terbaik dalam jumlah maupun terbaik dalam wilayah), mungkin beliau ingin memberikan kesempatan kepada pemain muda (hmmm ini masuk akal juga), mungkin beliau ingin mengembangkan potensi SDA non migas agar lebih berwibawa dihadapan Dunia (ini saya kurang tahu maksudnya, apakah karena pengaruh word bank ketika beliau diundang ke Belgia), atau mungkin…, mungkin.. ., mungkin yang lain yang sangat banyak.
Tapi ya, sudahlah … itu sudah menjadi pilihan beliau.
Tapi satu hal yang para pemain inginkan, tetaplah memberikan semangat kepada tim terutama berupa dana (beliau termasuk donator selain Mr. PW, Asmen yang memiliki usaha konglomerasi dari penjualan susu sampai tiket pesawat dengan merk dagang “Waroeng Jawi”). Potongan peran yang sangat krusial, mengingat manajer saat ini hanya memberi dukungan tenaga (maklum dari kawasan air mata).
.Akhirnya selamat pensiun Pak Exmen (begitulah beliau disapa). Kami akan selalu mengingatmu sebagai pemain saya terbaik PNBP. Dan tidak lupa kami masih butuh arahan dan masukan dalam menghadapi kompetisi, terutama pengalaman ketika menjadi manajer kompetisi sebelumnya.
Terima kasih atas sumbangsihnya selama ini (HS)

AKHIRNYA...SAYA & DIA (nanto) PUN TERSENYUM



Setelah 2 tahun vakum, akhirnya pertandingan futsal kembali diselenggarakan di DJA. Dua tahun lalu para Ksatria futsal Direktorat PNBP mengalami kekalahan yang begitu menyakitkan. Dengan status tim favorit (setidaknya bagi diri kami sendiri), Direktorat PNBP kalah melalui drama adu pinalti. Lebih menyedihkan lagi, hampir seluruh pemain bintang kami tidak mampu memasukkan si kulit bundar. Kekalahan yang menimbulkan luka dan trauma, apalagi saya tidak dimainkan dalam pertandingan tersebut.


Hari Ini, Jumat 17 April 2015, pertandingan futsal mempertemukan sang juara bertahan yang dahulu mengalahkan kami. Rasa optimis sedang menyelimuti kami, dengan bertambahnya bintang-bintang muda baru yang hadir, bergabung dalam tim kami dan juga pendukung-pendukung muda yang menyegarkan mata. Benar saja kami memenangkan pertandingan hari ini dengan skor 3 – 1, Aam salah satu bintang muda kami mencetak gol yang luar biasa, dari jarak yang cukup jauh dengan gaya menendang bolanya yang luar biasa, luar biasa aneh. 


Rasa optimis itu juga terlihat sepanjang pertandingan, sang kapten (Upo), meskipun harus merelakan cutinya, dan hadir dalam pertandingan tersebut, dapat mengkoordinir para ksatria di lapangan dengan baik. Teriakan-teriakannya yang keras memekakkan telinga (lebih pas auman kali ya?), dapat membangkitkan organisasi permainan dan koordinasi yang baik dari para pemain. 


Tapi, semua yang didapat tidak dengan mudah, kami berlatih tanpa lelah dibawa komando manajer yang luar biasa dan dukungan dana serta semangat dari ex manajer dan Asmen yang luar biasa.


Akhirnya kami ucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim (Rafli, Aam, Doli, Rahmat, Upo, Latif, Bima, Dono, Weda, Jack, Puji, Roolis, Pandu, Raica, Hari, Imam dan tentu saja Bu Minenti yang dengan penuh keibuan merawat Pandu yang cidera).

Jangan lupa masih terbentang hamparan jalan yang begitu panjang di depan kita, jangan ngantuk, jangan lengah, jangan sombong dan jangan terlalu banyak RDK tanpa mengajak saya. Membumilah. ……… Kita hadapi perjuangan pada pertandingan berikutnya. Saya siap untuk pertandingan selanjutnya.  (HS)