MENCARI FORMASI IDEAL TIM PNBP
Oleh Arief Masdi (Manajer
Futsal Dit. PNBP)
“Talent wins games, but teamwork and intelligence wins
championships.”
Kekalahan menyakitkan Tim Futsal PNBP melawan Dit
HPP menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan pengamat futsal dan para
suporter. Formasi apa yang digunakan manajer “mbeling” itu pada saat lawan Dit
HPP? Kenapa keunggulan materi (pemain berbakat) tidak bisa digunakan untuk mengalahkan
Dit HPP di waktu normal? Tanpa bermaksud membela diri, mungkin saya perlu
menjelaskan dan membuka diskusi untuk mencari formasi ideal Tim PNBP ke depan.
Menurut insting futsal saya, Upuk,
Yayat, Latif, Pandu, Doli dan Ari merupakan pilar utama kekuatan Tim PNBP.
Mereka relatif masih muda, diandalkan untuk membobol gawang lawan
sebanyak-banyaknya. Sebagai pengganti telah disiapkan pemain-pemain seperti Ferry,
Rafli, Hari, Ardi, sedangkan diposisi penjaga gawang saya mengandalkan Dono yang
memiliki pengalaman bertanding cukup tinggi dan Imam.
Selama pertandingan POR DJA I, saya mencoba tiga
formasi yang berbeda, yaitu 1-1-3, 1-2-1-1 dan 1-2-2. Ketiga formasi tersebut
menghasilkan 3 (tiga) kemenangan dan sekali seri. Kekalahan dalam adu penalti
tidak saya anggap sebagai kekalahan, dan saya tidak malu dengan kekalahan lewat
adu penalti. Dari ketiga formasi tersebut, saya lebih menyukai formasi 1-1-3.
(Lihat Gambar formasi).
(Formasi 1-1-3)
(Formasi 1-2-1-1)
(Formasi 1-2-2)
Formasi 1-1-3 mengandalkan 3 pemain untuk membobol
gawang lawan, yaitu Upuk, Yayat dan Doli/Latif. Sedangkan di tengah, Pandu
memainkan peranan penting sebagai orang pertama yang memotong atau menghalau
serangan lawan. Di belakang, Ari merupakan lapis pertahanan terakhir untuk
menghalau bola dari serangan lawan. Formasi ini sangat mengandalkan 3 pemain di
depan untuk bermain seagresif mungkin dan menghasilkan banyak gol, apabila
kewalahan maka pemain tengah (Pandu) diharapkan dapat membantu membuka ruang
untuk membobol gawang lawan.
Namun fakta sudah terjadi di lapangan, nampaknya
pemain kurang beruntung saat berhadapan dengan Tim HPP di semi final. Kita
hanya mampu menjebol gawang mereka sekali dan kebobolan sekali. Mungkin harus
diakui dipertandingan semifinal itu, kita kurang determinasi dan kehilangan
fokus bermain disebabkan berbagai hal, misalnya pertandingan yang diundur sehari,
pertandingan di hari jumat, waktu tanding dipercepat 1 jam, beberapa pemain
kelelahan dan pemain yang terlambat datang ke lapangan.
Akhirnya, kita tetap harus melihat ke depan dan
menghadapi semuanya dengan kepala tegak. Banyak yang bisa dipelajari dari POR
DJA kemarin. Bakat dan kekuatan itu penting namun kerja sama, semangat pantang
menyerah dan kedisiplinan juga faktor penting untuk meraih kejayaan. Mungkin
betul apa yang dikatakan atlet Michael Jordan, bahwa “kumpulan pemain berbakat mungkin dapat memenangkan pertandingan, tetapi
kerja sama tim dan kecerdikan bermain akan memenangkan piala”.
Terima
Kasih. Bravo PNBP!!!
“kumpulan pemain berbakat mungkin dapat memenangkan pertandingan, tetapi kerja sama tim dan kecerdikan bermain akan memenangkan piala”.
BalasHapusKalau kumpulan pemain nggak berbakat, tanpa kerja sama dan nggak cerdik bermain?
Jika melihat quote di atas, tidak ada peran dari manajer untuk memenangkan piala ya?
BalasHapusdiantara pemain muda berbakat, ada satu orang yang merupakan pemain tua berbakat
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusharusnya memang managerlah yg membangun team work dan disiplin, mungkin manajer dulu kurang tegas...hehe..
BalasHapus